Jelang Australia vs Indonesia: Olahraga, Terutama Sepak Bola, Sebagai Konteks Pembelajaran Sains

Surabaya, 17 Maret 2025 – Jelang pertandingan seru antara Australia dan Indonesia yang akan digelar pada 20 Maret 2025, ada sisi lain yang tidak kalah menarik untuk dibahas, yakni bagaimana olahraga, khususnya sepak bola, dapat menjadi konteks yang efektif dalam pembelajaran sains. Sepak bola, sebagai olahraga yang sangat digemari di berbagai belahan dunia ternyata memiliki potensi besar untuk dijadikan media dalam meningkatkan keterampilan analitis mahasiswa di bidang pendidikan sains.
Dr. Elok Sudibyo, M.Pd., seorang dosen di Program Studi S3 Pendidikan Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), telah mengembangkan sebuah model pembelajaran inovatif yang dinamakan Context-Based Learning (CBL). Model ini bertujuan untuk mengintegrasikan konteks keolahragaan, khususnya sepak bola, dengan proses pembelajaran sains untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam bidang sport science.
Melalui penelitian yang dilakukan, Dr. Elok dan timnya menemukan bahwa model CBL terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir analitis mahasiswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model ini menghasilkan peningkatan N-gain sebesar 0,78, yang tergolong dalam kategori tinggi. Peningkatan signifikan ini dapat dilihat dari hasil uji statistik paired t-test, yang menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dalam kemampuan analitis mahasiswa pada taraf signifikansi α = 0,05.
“Context-Based Learning memungkinkan mahasiswa untuk melihat keterkaitan antara teori sains dengan praktik nyata dalam dunia olahraga, seperti sepak bola. Hal ini memberikan perspektif yang lebih aplikatif dan menarik bagi mereka, karena mereka bisa langsung merasakan relevansi ilmu pengetahuan dalam konteks yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Dr. Elok Sudibyo.
Keberhasilan model ini membuktikan bahwa olahraga, yang merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat dunia, bisa menjadi jembatan yang menghubungkan antara teori dengan praktik dalam pembelajaran sains. Melalui pertandingan yang digelar di tingkat internasional, seperti Australia vs Indonesia, mahasiswa dapat menganalisis berbagai aspek ilmiah yang terkandung dalam olahraga, mulai dari fisika gerakan pemain, hingga biologi tubuh manusia dalam melakukan aktivitas fisik.
Dengan pengembangan model ini, Dr. Elok berharap agar lebih banyak institusi pendidikan, terutama di bidang pendidikan sains dan olahraga, dapat mengadopsi Context-Based Learning sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual dan menyenangkan. Ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih bersemangat dalam mempelajari sains dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dalam dunia olahraga.
Inovasi Pembelajaran Sains di Program Studi S3 Pendidikan Sains FMIPA UNESA
Riset dan inovasi dalam pembelajaran sains telah menjadi salah satu ciri khas dari Program Studi S3 Pendidikan Sains FMIPA UNESA. Melalui berbagai penelitian yang terus dikembangkan, program studi ini tidak hanya berfokus pada pengembangan teori ilmiah, tetapi juga pada penerapan praktis yang dapat langsung dirasakan oleh mahasiswa dan masyarakat luas. Model Context-Based Learning (CBL) yang dikembangkan oleh Dr. Elok Sudibyo adalah salah satu contoh nyata bagaimana riset pendidikan sains dapat menciptakan pendekatan pembelajaran yang lebih relevan, menarik, dan bermanfaat.
FMIPA UNESA senantiasa berupaya menciptakan inovasi dalam pembelajaran yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu tujuannya adalah mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu, seperti olahraga, teknologi, dan ilmu pengetahuan alam, agar mahasiswa dapat belajar dengan cara yang lebih aplikatif dan kontekstual. Selain CBL, berbagai pendekatan inovatif lainnya juga dikembangkan untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan, baik di tingkat S1, S2, maupun S3. Program studi ini telah berhasil menciptakan atmosfer akademik yang kondusif untuk riset-riset pendidikan yang mampu menghasilkan solusi konkret bagi tantangan pendidikan di Indonesia.
“Di FMIPA UNESA, kami selalu mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Penelitian yang kami lakukan berfokus pada penciptaan model pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, tetapi juga yang dapat menghubungkan teori dan praktik secara langsung. Kami berusaha agar mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks kehidupan nyata, seperti yang terlihat dalam pengembangan CBL yang berbasis pada olahraga,” jelas Dr. Elok.
Ke depan, Program Studi S3 Pendidikan Sains FMIPA UNESA berharap dapat terus menjadi pusat unggulan penelitian dan inovasi dalam bidang pendidikan sains. Dengan terus berkolaborasi antara teori dan praktik, serta mengadopsi berbagai pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata, UNESA berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang olahraga dan rekreasi.
Ke depan, olahraga dapat semakin dipahami sebagai bagian integral dari ilmu pengetahuan, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar sambil berinteraksi dengan dunia nyata. Dengan demikian, melalui pendekatan yang berbasis konteks ini, sains menjadi lebih mudah dipahami dan lebih menyatu dengan kehidupan.
Penerapan model CBL juga membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut dalam bidang pendidikan olahraga, dan mengoptimalkan pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang lebih menyeluruh. Terlebih lagi, pertandingan antara dua tim nasional besar seperti Australia dan Indonesia dapat menjadi ajang yang sempurna untuk menerapkan konsep-konsep sains yang telah dipelajari oleh mahasiswa, sehingga menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna.